KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
dan Manfaat
II.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan
Teori
2.2 Pembahasan
III. BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu hal yang tidak bisa dihilangkan dan terlepaskan oleh semua
manusia,dalam segala hal aktivitas di kehidupan sehari-hari segala sesuatunya menggunakan sebuah ilmu.Ilmu
yang diperoleh dari sebuah pendidikan. Pendidikan
tidak terbatas pada pendidikan formal saja,pendidikan bisa diperoleh dari luar
lingkup dunia sekolah. Dengan
adanya sebuah pendidikan akan membawa hal yang baik bagi semua manusia dalam
suatu negara.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pendidikan,banyak bermunculan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan
yang dianggap sebagai penyesuaian proses sebuah pendidikan . Sehingga banyak
teori yang dikemukakan oleh para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai
aliran-aliran pendidikan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa saja macam-macam aliran-aliran
pendidikan ?
2.
Bagaimana aliran pendidikan di Indonesia
?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
a)
Untuk mengetahui apa saja macam-macam
aliran pendidikan.
b)
Untuk mengetahui aliran pendidikan yang
digunakan di Indonesia.
1.3.2 Manfaat
a)
Memahami aliran-aliran pendidikan yang
ada lebih dalam lagi.
b)
Memahami dan menerapkan macam-macam
aliran pendidikan.
c)
Mengerti dan memahami konsep aliran pendidikan yang diterapkan di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Tinjauan Teori
Aliran-aliran
pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok
manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan
pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam
kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu
bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini
dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
Aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori“ dipergunakan
oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka
membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimen dan observasi yang berfungsi
menjalankan pokok bahasannya. Kata “teori” sebagaimana yang dipergunakan dalam
konteks pendidikan secara umum adalah sebuah tema yang apik. Teori yang
dimaksudkan hanya dianggap dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi
hingga sampai kepada praktek kependidikan .(O’Connor)
Seorang ahli
pendidikan Mesir Kontemporer (Muhammad Nujayhi) merefleksikan
pandangan senada dengan O’Connor, bahwa perkembangan-perkembangan
di bidang psikologi eksperimental membawa kesan-kesan ke dalam dunia
pendidikan dan memberi sumbangan bagi teori-teori pendidikan ,sebagaimana yang
terdapat pada bidang ilmu pengetahuan khusus. Dengan
demikian,”teori” dalam arti pertama terbatas pada penjelasan mengenai
persoalan-persoalan berkaitan dengan batas-batas ilmiah.
Kedua, “teori” menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan
yang mengacu kepada petunjuk praktis. Dalam
pengertian ini, bukan hanya mencangkup
pemindahan-pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun
termasuk didalamnya mengontrol atau membangun pengalaman.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Macam-Macam Aliran Pendidikan
1. Aliran Empirisme
(Environmentalisme)
Aliran Empirisme adalah aliran yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak
dipentingkan. John Lock, filsuf Inggris yang mengembangkan paham rasionalisme
pada abad ke-18, menyatakan bahwa anak yang lahir
ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi
atau dikenal dengan istilah “tabularasa’ ( a blank sheet of paper). Teori
ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja
lilin. Dengan demikian, menurut
aliran inin anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan
apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh
karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai
dengan keinginan orang dewasa uang memberikan warna pendidikannya. Menurut
teori ini, pendidikan memegang peranan
penting sebab pendidikan menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada
anak-anak, selain itu teori ini dipandang
sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, karena
teori ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diproses dari lingkungan, kemampuan
dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilam
seseorang dan masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif, mudah
dibentuk atau direkayasa.
2.
Aliran Nativisme
Teori ini menentang teori empirisne, dengan tokohnya seorang filsuf
Jerman, Schopenhauer (1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia
sudah memiliki pembawaan yang akan berkembang menurut arah masing-masing, keberhasilan
pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Teori ini menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk factor
pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak. Pendidikan tidak akan
mempengaruhi perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki pembawaannya.
3.
Aliran
Naturalisme
Teori ini dipengaruhi oleh
seorang filsafat Prancis J.J.Rousseanue, ia berpendapat setiap anak yang baru
dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun, pembawaan baik yang
terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh
lingkungan (keluarga,sekolah,masyarakat). J.J.Rousseanue mengungkapkan “segala
sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam,dan segala sesuatu menjadi
jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia”, agar seorang anak dapat
bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak tersebut harus diserahkan
pada alam. Kekuatan alam yang akan mengajarkan kebaikan yang terlahir secara
alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam kebaikan itu akan terus diserap
oleh setiap anak secara spontan dan bebas dari rekayasa orang dewasa.
4.
Aliran
Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan gabungan
dari aliran-aliran di atas, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas
dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang
sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan
seseorang. Aliran konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan
manusia itu adalah tergantung pada dua faktor, yaitu: faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan,
pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori konvergensi.
(convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu hasil.
Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan). William
Stern(1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman, dan sebagai pelopor
aliran ini mengatakan “kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah
petunjuk-petunjuk nasib depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan
itulah letaknya pendidikan dalam arti se luas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar
dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini
datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong” Jadi menurut Williem seorang anak di
lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di
bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu, sebaliknya lingkungan yang
baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri
anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembang itu. Lingkungan pun
mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu
anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya.
5. Aliran
Progresifisme
Tokoh aliran ini
adalah John Dewey yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kemmpuan yang wajar
dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan atau yang
bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai
alat dan kecerdasan, hal ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai
kelebihan jika dibanding makhluk lain.Peningkatan kecerdasan menjadi tugas
utama pendidik yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya. Peserta
didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga
termanifestikan di dalam tingkah laku
dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya.
6.
Aliran Konstruksifisme
Tokoh aliran ini adalah Gambahsta Vico,seorang epistermiolog Italia, ia
mengatakan bahwa Tuhan adalah cipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari
ciptaan. Hanya Tuhan yang dapat menegetahui segala sesuatu karena Dia pencipta
segala sesuatu itu dan manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang
dikonstruksikan Tuhan.Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget dalam teori
perkembangan kognitif, bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara
individu satu dengan lingkungannya.
2.2.2 Aliran
Pendidikan yang digunakan di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia
itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan
Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai
tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1.
Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli
1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a.
Asas dan
Tujuan Taman Siswa
Asas
Taman Siswa
·
Bahwa setiap orang mempunyai hak
mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
·
Bahwa pengajaran harus memberi
pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan
diri.
·
Bahwa pengajaran harus berdasar pada
kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
·
Bahwa
pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
·
Bahwa
sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
·
Bahwa
dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk
mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan
anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
·
Sebagai
badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
·
Membangun
abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.
b.
Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam
ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan
kemasyarakatan.
c.
Hasil-hasil
yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan
gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman
indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni
besar di Indonesia.
2.
Ruang Pendidik
INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia
Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober
1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a.
Asas dan
Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal
didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut:
1)
Berpikir logis dan rasional
2)
Keaktifan atau kegiatan
3)
Pendidikan masyarakat
4)
Memperhatikan pembawaan anak
5)
Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian
disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang
efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1)
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2)
Memberi pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
3)
Mendidik para pemuda agar berguna untuk
masyarakat
4)
Menanamkan kepercayaan terhadap diri
sendiri dan berani bertanggung jawab.
5)
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b.
Upaya-upaya
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang
pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah
anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c.
Hasil-hasil
yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan
sejumlah alumni.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan
tidak bisa datang dengan sendiri tanpa adanya sebuah proses pembelajaran yang membetuk sebuah
aliran-aliran yang mengalami perkembangan dan perbaikan. Berbagai aliran muncul
dengan perspektif masing-masing, yang mulanya perkembangan seseorang diawali
semenjak lahir dengan berbagai bakat yang dimiliki, perkembangan seseorang
dipengengaruhi oleh lingkungan sekitar dan orang dewasa yang mempengaruhi, dan
akhirnya muncul sebuah aliran yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang
tidak hanya ditentukan dari bakat seseorang, melainkan lingkungan sekitar dan
proses selama pendidikan ikut serta menyumbang perkembangan seseorang.
Seseorang yang mempunyai bakat baik semenjak kecil, sebaiknya tumbuh dan
berkembang ditempat yang baik pula.
Dari
berbagai aliran-aliran yang ada
menciptakan sebuah aliran pendidikan yang sekarang diadopsi oleh
masyarakat dan para pendidik dalam sebuah lembaga pendidikan, dapat di simpulkan bahwa aliran yang sampai
sekarang masih di anut oleh masyarakat adalah aliran konvergensi, karena aliran tersebut menggabungkan antara aliran nativisme dan
empirisme, selain itu merupakan aliran yang sempurna. Sedangkan masyarakat
Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi.
Daftar Pustaka
·
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.2001.Ilmu
Pendidikan.jakarta:PT Rineka Cipta
·
Effendi, Mukhlisun.2008.Ilmu
Pendidikan.Yogyakarta:Nadi Offset
·
Purwanto, Ngalim.1997.Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
joss
BalasHapus